Entri Populer

Selasa, 07 Desember 2010

KAPANG ASCOMYCETES


DESKRIPSI KAPANG ASCOMYCETES SECARA 
MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS
     
Penamaan Ascomycetes dihubungkan dnegan cirri yang khas yang dimiliki oleh golongan jamur ini, yaitu tempta terbentuknya spora yang disebut askus, oleh karena itu sporanya disebut askospora.
Kelompok jamur yang hidup di darat dan memiliki bentuk dan tumbuh pada bermacam-macam habitat. Talus pada umunya berupa filament yanf secara teratur bersekat, meskipun sekatnya tidak sempurna. Sel atau segmen masing-masing barisi satu atau lebih inti. Fase motil dalam daur hidupnya tidak ada, bahkan sel reproduknya adalah non motil. 
Ascomycetes memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.)    Fase somatic pada umumnya adalah miselium bercabang dengan sekat teratur meskipun sekatnya terdapat lubang sederhana
2.)    Persatuan hifa anatara hifa tetangga dari miselium sering terjadi
3.)    Karalteristik spora disebut dengan askospora
4.)    Adanya fase dikariotik dalam daur hidupnya
5.)    Reproduksi sporik dengan dibentuknya konidia
6.)    Pada umumnya asci dibentuk pada tubuh buah yang disebut askokarp.
Kapang dari kelas Ascomycetes mempunyai miselium yang bersekat-sekat. Kebanyakan hidup sebagai saprofit dan menimbulkan kerusakan pada berbagai macam bahan makanan, makanan hasil olahan, kain, kayu, dan sebagainya. Namun ada pula yang bersifat parasit pada tumbuhan, hewan dan manusia. (Hastuti, Sri Utami, 2007).
Pembiakan secara generatif dilakukan dengan spora-spora yang terbentuk di dalam askus. Beberapa askus terdapat di dalam tubuh buah. Pada umumnya askus terdapat di ujung hifa, yang mengandung 4 atau 8 buah spora (Dwijiseputro, 1978).
Menurut Schlegel dan Schmidt, 1994. Ascomycetes memiliki ciri khas yaitu kapang ini bersekat dan adanya pembentukan konidiospora. Tidak memiliki sel yang bercemeti. Nama Ascomycetes berasal dari adanya bentuk menyerupai pipa, dinamakan askus yang merupakan ciri khas kelompok ini, yang didalamnya dibentuk askospora. Banyak ascomycetes memperbanyak diri secara aseksual dengan membentuk konidium. Beberapa kapang yang masuk dalam kelas Ascomycetes adalah sebagai berikut:
1.      Kapang Aspergillus Oryzae



Aspergillus Oryzae termasuk Kapang dari genus Aspergillus. Biasanya terdapat dimana-mana sebagai saprofit. Koloni yang sudah menghasilkan spora warnanya menjadi coklat kekuning-kuningan, kehijau-hijauan atau kehitam-hitaman. Miselium yang semula berwarna putih sudah tidak tampak lagi (Dwijiseputro, 1978).
Menurut Gandjar, Indrawati, 2000 ciri-ciri Aspergillus Oryzae dideskripsikan sebagai berikut : koloni pada medium Czapek’s Dox mencapai diameter 4-5 cm dalam 7 hari, dan terdiri dari suatu lapisan konidiofor yang panjang-panjang yang berbaur dengan miselia aerial. Kepala konidia berbentuk bulat, berwarna hijau pucat agak kekuningan, dan bila tua menjadi coklat redup. Konidiofor berwarna hialin dengan panjang 4-5mm, dan umunya berdinding kasar. Vesikula berbentuk semibulat dan berdiameter 40-80 µm. Fialid terbentuk langsung pada vesikula atau pada metula, dan ukurannya(10-15)x(3-5) µm. Metula berukuran (8-12)x(4-5) µm. Konidia terbentuk elips bila muda, kemudian menjadi bulat hingga semibulat bila berumur tua, berdiameter 4,5-8 µm, berwarna hijau, dan berdinding halus atau sedikit kasar. Pertumbuhan koloni pada medium MEA cepat tetapi tipis.
Aspergillus Oryzae bersifat kosmopolit. Dapat ditemukan pada aneka substrat, terutama pada makanan fermentasi, serta pada lingkungan industri. Berdasarkan pengamatan koloni dan mikroskopis yang kami lakukan, deskripsi untuk Aspergillus Oryzae adalah sebagai berikut :
a)      Ciri-ciri morfologi
Pengamatan morfologi dilakukan pada biakan murni yang diinokulasikan pada medium PCA miring, sehingga diameter koloni tidak dapat dihitung. Koloni mempunyai sifat menyerupai serbuk, warna koloni hijau dan kuning, serta warna khas bagian dasar koloni tetap seperti medium.
b)      Ciri-ciri mikroskopis
Kapang Aspergillus Oryzae memiliki hifa yang bersekat, warnanya hijau transparan dengan diameter 2,5 µm. Konidiofor berwarna hijau transparan dengan panjang 110 µm dan diameter 10 µm, berdinding kasar. Vesikula berbentuk globose, dan berdiameter 12,5 µm. Pada pengamatan tidak ditemukan adanya metula. Konidia berbentuk globose dan berdinding kasar, berdiameter 2,5 µm, berwarna hijau transparan, tipe pertumbuhannya radiata. Fialidanya menempel pada vesikula, berbentuk ampuliformis, berwarna hijau muda, berdiameter 2,5 µm.
2.      Kapang Penicillium citrinum.


Kapang ini serupa dengan Aspergillus, hanya dengan pengamatan mikroskopis akan terlihat perbedaan yang terletak pada susunan konidianya.
Menurut Gandjar, Indrawati, dkk, 2000 ciri-ciri Penicillium citrinum dideskripsikan sebagai berikut : Koloni tumbuh terbatas pada medium Czapek’s yaitu dalam waktu 7 hari baru mencapai diameter 1-1,5 cm. mempunyai kulit yang keras karena lebatnya konidiofor yang terbentuk, koloni berwarna biru kehijauan. Sebalik koloni berwarna kuning hingga jingga. Konidiofor berukuran (50-200)x(2-3) µm, berdinding halus, dan mempunyai metula berjumlah 3-5 yang divergen membentuk suatu whorl. Metula berukuran (12-20)x(2-3) µm dan membawa fialid 6-10. Fialid berbentuk botol dan berukuran (8-10)x(2-2,5) µm. Konidia berbentuk dalam kolom-kolom, berbentuk bulat hingga semibulat, berdinding halus kadang-kadang sedikit kasar, berwarna hialain hingga kehijauan, dan berdiameter 2,5-3µm. Koloni umumnya tumbuh lebih cepat dan lebih lebat di medium MEA.
Berdasarkan pengamatan koloni dan mikroskopis yang kami lakukan, hampir sama dengan deskripsi tersebut, hanya ada sedikit saja perbedaan. Berdasarkan pengamatan, deskripsi untuk Penicillium citrinum adalah sebagai berikut :
a)      Ciri-ciri morfologi
Pengamatan morfologi dilakukan pada biakan murni yang diinokulasikan pada medium PCA miring, sehingga diameter koloni tidak dapat dihitung. Koloni mempunyai sifat menyerupai serbuk, warna koloni hijau dan kuning, serta warna khas bagian dasar koloni tetap seperti medium.
b)      Ciri-ciri mikroskopis
Kapang Aspergillus Oryzae memiliki hifa yang bersekat, warnanya hijau transparan dengan diameter 2,5 µm. Konidiofor berwarna hijau transparan dengan panjang 110 µm dan diameter 10 µm, berdinding kasar. Vesikula berbentuk globose, dan berdiameter 12,5 µm. Pada pengamatan tidak ditemukan adanya metula. Konidia berbentuk globose dan berdinding kasar, berdiameter 2,5 µm, berwarna hijau transparan, tipe pertumbuhannya radiata. Fialidanya memepel pada vesikula, berbentuk ampuliformis, berwarna hijau muda, berdiameter 2,5 µm.
Penicillium citrinum tergolong spesies yang kosmopolit, dan umum terdapat di daerah tropis. Penicillium citrinum mudah diisolasi dari udara, serealia, rempah-rempah, serasah, sayuran, pulp kayu dan kertas, sarang burung dan bulu udara, bahan makanan dari tepung, dan jus buah-buahan. Pembentukan konidia sangat cepat pada suhu 300C di daerah tropis.
  
Daftar Rujukan:
Dwijiseputro, 1978. Pengantar Mikologi. Bandung: Penerbit Alumni .
Gandjar, Indrawati, dkk, 2000. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Jakarta: IKAPI DKI Jakarta.
Hastuti, Sri Utami, 2007. Petunjuk Praktikum Mikologi. Malang : FMIPA UM.
Schlegel dan Schmidt, 1994. Mikrobiologi Umum Edisi ke Enam. Yogyakarta: UGM Press.
Saptasari, Murni. 2002. Botani Tumbuhan Rendah: Jamur. Malang: UM Press